Sorai Untukmu - Di Balik Hari Ini
Pagi ini udara yang dingin selepas hujan menemani insomnia Kara, lengkap dengan lagu sorai ciptaan Nadin Amizah yang terputar begitu indah. Suara bak malaikat begitu sopan masuk ke telinga, namun semakin lagu itu terputar jelas entah mengapa semakin nyata pula bayangan Tuan hadir di kepala ini.
Derai hujan menghiasi kota Jakarta hari ini, Kara yang sedang insomnia mengisi waktunya dengan menulis dan membuat jadwal kegiatan dia hari ini. Banyak rapat yang menantinya selepas dilantik menjadi pengurus organisasi tempat ia kuliah untuk pertama kalinya.
Sudah lama bayangan itu tidak muncul di kepala Kara, bayangan Tuan yang entah pula kemana jejaknya sekarang dan sungguh Kara sudah tidak pernah meminta lagi Tuan-nya untuk memberikan closure, sebuah penutup tanpa koma.
Kara sekarang ingat, Tuan pernah memberikan postingan instagram Nadin yang sedang menyanyikan lagu Sorai. didalam lagunya tersirat "Mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai telah bertemu" kau bermaksud mengisyaratkan sesuatu kah Tuan?
Kau jelas begitu rumit, atau aku yang tak pernah mengertimu? Apa semua ini salahku? Muak sudah sesungguhnya diri ini membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang tak akan pernah ada jawabannya
"Tuan, Sudah habis air mataku untuk melepaskanmu, kuharap kau selalu diberi kelancaran dalam hidupmu dan kebaikan disetiap langkahmu. Aku, sudah mengikhlaskanmu." Kara bergumam didalam hati sembari mendengar lagu Sorai.
Sebelumnya, aku tak pernah menahan orang yang ingin "sudah" karena ku pikir untuk apa? pada akhirnya pula ketika aku mencoba menahan seseorang, jawabannya akan tetap sama, kau tau itu Tuan.
Kara mulai terbiasa dengan tidak adanya seseorang yang sebelumnya hampir setiap hari notif WhatsApp-nya tak pernah absen dari gawai Kara. Khas Tuan-nya selalu dengan bunga matahari dan ucapan selamat pagi, sederhana namun begitu bermakna untuk Kara.
Sampai dipenantian yang tak kunjung usai "Capek, ya, hari kemarin banyak energi gue yang terkuras sia-sia."
Kara memilih untuk memulai hari baru dengan kenangan yang memberi dia satu pelajaran, jangan salah taruh percaya ke sembarang orang. Sudah, memang apa yang sudah dimulai harus diterima risikonya.
Komentar
Posting Komentar